"Air di tempat kami berwarna abu-abu kecoklatan, ketika musim kemarau, airnya tidak ada sehingga kami pakai yang ada saja, untuk mandi, mencuci baju, dan kebutuhan lainnya."

Butuh perjalanan sekitar tiga jam setengah dari Bandung untuk tiba di Pesantren Manarul Huda Kampung Pulosari Desa, Cibiuk Kaler, RT.03/RW.07, Cibiuk Kaler, Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di tempat ini terdapat 120 anak yang tinggal, menuntut ilmu dan beraktivitas setiap harinya sebagai santri. Ketika kemarau tiba, mereka dan 18 pengurus lainnya mengalami kesulitan untuk akses air bersih karena sumur mengering.
Untuk sampai ke sumber air terdekat, mereka menapaki perjalanan sejauh tiga kilometer dengan berjalan kaki! Tidak hanya itu, diperlukan juga sistem irigasi untuk mengalirkan airnya ke pesantren mereka.
Terkadang mereka rebutan dengan warga karena air juga digunakan untuk pengairan sawah. Setibanya di tempat penampungan, terdapat sedimen dan tanah liat yang terbawa. Inilah yang menyebabkan air keruh berwana coklat keabuan.

"Guru-guru di sini ikhlas bekerja (tidak dibayar) untuk santri-santri."
Dalam satu bulan, santri menghabiskan sekitar 390 ribu rupiah untuk mondok disini. Dana ini terbagi menjadi 340 ribu untuk makan dua kali sehari dan 50 ribu untuk listrik. Agar bisa menopang aktifitas sehari-hari, para santri bertani, bercocok tanam, berternak telur dengan lahan seadanya untuk membalas budi kepada guru mereka yang telah mengajar.

"Cai anu dicandak tina sungai teu tiasa dileueut, sanajan tos ditaheur (Air yang diambil dari sungai tidak bisa diminum, meskipun sudah dididihkan)."
Dengan 120 santri, 18 pengajar, dan aktivitas masyarakat sekitar yang rutin datang untuk pengajian ke pesantren, kebutuhan air menjadi sangat vital dan dibutuhkan. Terdapat kebutuhan air bersih dan air siap minum untuk aktivitas. Bahkan salah satu santri, Luthfi (17) berkata bahwa seorang santri bisa bolak balik sepuluh kali dalam sehari untuk kebutuhan air! Air ini digunakan mereka untuk tetap terhidrasi selama belajar, mengaji kitab, hafalan quran dan terjaga di tengah malam untuk shalat.
Kami dari penderma.id mengajak rekan-rekan untuk berdonasi mesin filtrasi air minum dengan kapasitas 500 GPD atau sekitar 1900 liter per hari demi memenuhi kebutuhan air minum santri-santri ini. Mesin ini adalah mesin pengolah air baku menjadi air minum untuk siap dikonsumsi (diminum) dengan menggunakan filtrasi, ultrafiltrasi mesin RO, ultraviolet.
Sebagaimana Rasulullah SAW menganjurkan kepada sahabat untuk bersedekah:
Dalam suatu kesempatan, Saad bin Ubadah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air.” (Shahih Abu Daud).